MP3 playlist

Kamis, 22 September 2016

Tentang masa lalu

Melihatmu di ujung daun pintu
Seperti terbawa oleh masa lalu
Terseret oleh kemunduran waktu
Oh masa lalu
Bukan perkara rindu
Tetapi perkara rasa yang sudah tertimbun
Hilang dihempas kabut
Tentang masa lalu,
Hingga matahari terbit di ufuk timur
Lalu berkas cahayanya membuyarkan lamunanku
Menggali  imaji lampau yang terkubur
Memanggil rasa yang telah larut
Perkara tawa dan canda yang telah mengering
menjadi  air mata
Perkara luka yang lama menganga lalu terkoyak
Oh Masa lalu
Kau datang bersama seberkas lembayung
Mengucapkan salam pada kenangan
Membawa sekotak harapan yang dulu kita puja bersama
Menjanjikan musim semi di kutub utara
Oh masa lalu
Tersedakku dengan rayumu
Hingga aku pun terbujur kaku

Membiru ......

Jumat, 26 Agustus 2016

Kepada wanita di dalam cermin



Kepada wanita di dalam cermin
Jadilah yang terkuat, terhebat dan jadilah sang pemaaf yang tulus.
Jadilah sang periang yang dapat menghangatkan suasana
Sembunyikan lah getirnya kehidupan dibalik tawamu yang lepas
Sebab mentari itu akan tetap terbit dan bersinar walau dibalik awan hujan
Dan mentari pun akan tenggelam lalu kembali terbit di keesokan hari
Tetaplah tersenyum wahai wanita
Sebab sang emir kehidupan melihatmu dan tak pernah lelah mengawasimu
Cinta diantara manusia akan terasa menyakitkan dicampur nafsu kehidupan
Namun cinta Tuhanmu dan hambanya akan tetap kekal abadi
Seperti ibu yang tak lelah menyusuimu dengan seluruh jiwa raganya
Atau manusia terdahulu mu yang menjaga bumi ini hingga kau lahir
Tetaplah berdiri tegak wahai pejuang nan lemah lembut
Di tubuhmu lah sesungguhnya setiap insan itu lahir
Dan tubuhmu lah sungguh kehidupan sebelum dunia itu tercipta
Kau mulia wahai wanita
Dengan restumu tuhan pun merestui hambanya
Maka, tetaplah hidup wahai wanita
Tetaplah hidup dan kehidupan tetap ada.....

Jumat, 17 Juni 2016

Kaku

Melihatmu tak ubah seperti bintang di malam hari
indah terang namun jauh
melihatmu bagai berkaca dalam air
pantulan yang samar
melihatmu bagai meminum anggur merah
indah namun getir
senyummu itu candu
dan kau membuatku mabuk
biarkan kenangan menjadi abu
lalu ditiup oleh angin dari timur
biarkan debu menggebu 
lalu beradu
menjadi satu 
dan aku perlahan menjadi kaku
membiru


 

Kau

Ketika ombak memecah keheninganku
ketika angin meniupkan lamunanku
kau
sejauh mata memandang
hanya kau
kau yang membisukanku
kau yang menerbangkanku
lalu menghentakanku
jauh
menembus lapisan tanah terdalam
tenggelam didalam angan angan
kau
menyiramkan harapan
menyinarkan impian
lalu memadamkan dengan seketika
tak bersisa
membakar savana
mendangkalkan nirwana
hingga mentari jauh di ufuk
kau laksana patung
laksana ranting yang rapuh
hanya mampu mengubur hatiku