Tagih saja

Tagih asa
pada setiap rasa
Tagih jawab
Pada setiap tanya
Tagih suara
Pada setiap diam
Tagih perhatian
Pada setiap kebersamaan
Tagih cinta
Pada setiap pasangan

Cinta manusia

Manusia itu lucu
Saling mengais rindu
Tapi membisu
Saling menjaga
Walau tak saling menatap
Membungkam asa
Menyimpan rahasia
Mengapa diam diam?
Karna jujur kalah oleh ragu
Bergelut dengan tanya
Takut akan jawabnya
Saling berfantasi
Terbuai imaji
Hingga hilang dengan persepsi sendiri

Mencintai dan dicintai
Tetap akarnya adalah cinta
Walau pada orang yang berbeda
Tetap dengan makna yang sama
Tetapi beda tujuannya

Mereka menamakannya cinta segitiga
Diharapkan dan mengharapkan
Tak kunjung pun tiba
Asa terlalu bermetafora
Hingga salah sasaran
Begitupula dengan cinta

Ah manusia
Tetap saja kau begitu
Mencari cari cinta
Hingga kau binasa

ADA AKU

Aku selalu menunggu nunggu
Kapan kita ini menjadi satu
Kita dekat tapi tak bersama
Kita berbicara tapi tak mendengar
Layaknya minggu dan senin
Aku melihatmu dekat tapi bagimu aku jauh
Jauh bahkan menyapaku saja kau tak kuasa
Aku selalu ada
Hingga kau tak menyadari ketiadaanku
Karna aku selalu ada, aku menetap
Sembari berharap....

Rabu syahdu

Aku melukismu dengan aksaraku

Asaku padamu terpatri dalam sajakku

Setidaknya kau abadi begitu juga dengan rinduku

Rasaku padamu sanggat menggebu

Tapi ragu membunuhku

Akankah kau pergi ketika kau tahu bagaimana sebenarnya aku padamu?

Aku takut pada bisumu

Aku takut pada diriku

Rabu ini syahdu

Diam

Bagaimana aku bisa mengertimu
Jika diam adalah senjatamu

Elegi

Terbelenggu cumbu yang semu
Remuk hancur oleh ragu
Teringkus denyut waktu
Kaku, membiru....

Tirani

Kau berjelaga saja
Biarkan aku disini
Menepi, mengais tirani